Last Updated on 18 April 2021 by Herman Tan Manado
Kě lián tiān xia fù mǔ xīn
可怜天下父母心
Harus bisa sayang dan memahami hati mulia para orang tua didunia ini.
Ungkapan ini mengajak kita untuk selalu bisa memahami kemuliaan hati orang tua kita, sehingga kita bisa lebih menyayangi orang tua kita.
Dengan bisa menyayangi orang tua kita, maka kitapun lebih muda menyayangi orang lain dan negara kita. Tapi kalau tidak bisa menyayangi orang tua sendiri, ya mana mungkin bisa menyayangi orang lain, apalagi menyayangi kepentingan perusahaan dimana dia bekerja, atau berbakti kepada negaranya.
Wéi rén mò zuò kuī xīn shì jǔ tóu sān chǐ yǒu shénmíng
为人莫做亏心事, 举头三尺有神明
Jadi mausia jangan berbuat sesuatu yang melanggar hati nurani, ingat 1,5 menter di atas kepala kita selalu ada Shen Ming (Dewa/i) yang mengawasi segala tidank tanduk kita.
Ungkapan ini menasehati kita untuk selalu hati-hati dalam segala tingkah laku yang kita perbuat, janganlah sampai melanggar hati nurani kita.
Huò fù wú mén wéi rén zì zhào shàn è zhī bào rú yǐng suí xíng
祸副无门, 惟人自召;善恶之报, 如影随形
Petaka dan hoki sebetulnya tidak ada pintu khususnya, hanya tergantung manusianya sendiri. Balasan baik atau sengsara kepada manusia, tergantung perbuatannya sendiri seperti bayangan yang selalu mengikuti badannya.
Ungkapan ini juga untuk menasehati kita bahwa manusia sebetulnya tidak diberi pintu khusus untuk selalu sengsara ataupun bahagia (Hoki); yang jelas adalah semua itu (Malapetaka atau Hoki!) akan datang dengan sendirinya sesuai dengan perbuatan manusianya. Ya seperti bayangan yang selalu mengikuti badan nyatanya, kemanapun dia pergi.
Maka waspadalah, harap selalu berbuat sesuai hati nurani anda. Jangan mengira karena tidak ada yang lihat maka boleh berbuat seenaknya melanggar hati nurani. Ingat balasannya akan selalu mengikuti anda seperti bayangan anda sendiri.
Shàn yǒu shàn bào, è yǒu è bào; bú shì bú bào, shí chén wèi dào
善有善报, 恶有恶报; 不是不报, 时辰未到
Berbuat baik ada imbalan yang setimpal, berbuat jahat ada balasan yang setimpal semua itu pasti ada timbal baliknya, kalau sekarang belum merasakan itu hanya karena waktunya belum sampai.
Ungkapan ini, menasehati kita untuk selalu waspada bahwa semua perbuatan jahat atau baik yang kita lakukan, pasti ada ganjarannya masing-masing, hanya tunggu waktu saja, sampai waktunya nanti pasti semuanya akan jelas adanya.
Karena itu Bagi yang sudah pernah berbuat jahat, diharapkan supaya bisa cepat bertobat. Sedangkan bagi yang sudah biasa berbuat baik, diharapkan tetap sabar dan tabah untuk selalu berbuat baik.
Fú guì yī shí míng jié qiān gǔ
福贵一时, 名节千古
Harta dan Ketenaran hanya berlaku sekejab saja, harumnya nama seseorang akan dikenang sepanjang masa.
Ungkapan ini menasehati kita bahwa: Jadi orang janganlah hanya mengejar Harta dan Ketenaran (Ming & Li) saja, tapi berbuatlah sesuatu yang baik / Berbakti untuk masyarakat dan Negara, maka jasa2 nya (Keharuman nama!) akan selalu dikenang sepanjang masa.
Disini kita bisa merasakan bahwa: Ming & Li biasanya hanya dipakai untuk hal-hal yang berkonotasi negatif saja. Namun kalau Keharuman Nama / Nama baik, biasanya dipakai untuk hal-hal yang berkonotasi mulia. Seperti halnya: Harimau mati meninggalkan kulit belangnya, Gajah mati meninggalkan gadingnya, Manusia meninggal meninggalkan namanya.
Jū shàng ér bú jiāo, jū xià ér bú yōu
居上而不骄, 居下而不忧
Kalau sedang diposisi atas (Mendapat jabatan/pangkat dsb) tidak sombong, ketika diposisi bawah (belum dipandang sebelah mata) juga tidak putus asa.
Ungkapan ini menasehati kita bahwa jadi manusia haruslah punya mental yang mulia, di mana kalau kita sedang di posisi puncak (mendapat pangkat atau harta yang melimpah dsb) tidak boleh bersifat sombong dan terlena.
Sebaliknya ketika masih belum punya apa-apa (posisi dibawah) dan belum dipakai secara maksimal, kita juga tidak boleh putus asa dan menyalahkan orang lain, apalagi menyalahkan Thian.
Shàng shàn ruò shuǐ
上善若水
Sifat air adalah sifat perbuatan baik yang mulia.
Ungkapan ini menasehati kita untuk bisa belajar kepada sifat-sifat kebaikan dari air. Dikatakan bahwa air mempunyai banyak sifat baik yang perlu ditiru antara lain:
❖ Air bisa memberikan manfaatnya dan menghidupkan semua mahluk hidup tanpa pamrih (tidak berebut Ming Li).
❖ Air dengan rela menempati tempat yang paling tidak disukai orang lain (menempati posisi yang paling rendah).
❖ Air paling mudah menyesuaikan diri dengan keadaan tempat dimana dia berada (kalau tempatnya persegi ya persegi, kalau lingkaran ya lingkaran).
❖ Air bersifat lunak tapi bisa menembus batu.
Begitu banyak kemuliaan sifat air itu yang bisa dipelajari, sehingga katanya kalau seseorang bisa mempelajari semua sifat air, maka dia sudah dekat dengan keadaan TEK TAO.
Guà yáng tóu, mài gǒu ròu
挂羊头, 卖狗肉
Menggantung kepala kambing, tapi menjual daging anjing.
Ungkapan ini mengingatkan kita bahwa di sekeliling kita, banyak orang yang sengaja meniup-niupkan nama baik untuk ketenaran, kedudukan, atau jabatannya untuk menutupi tingkah laku yang jelek-jelek (korupsi, maksiat dsb).
Bisa juga dipakai pada orang yang menjual barang palsu, dimana dia menonjolkan nama atau merek yang terkenal kualitasnya (ORI), tapi isinya ternyata barang yang jelek (barang KW).
Hǎi nèi cún zhī jǐ, tiān yá ruò bǐ lín
海内存知己, 天涯若比邻
Kalau punya teman sejati, biarpun tempat tinggalnya jauh sekali rasanya tetap seperti bertetangga saja.
Ungkapan ini berasal dari sastrawan Wang Poo (dinasti Tang), yang menasehati kita bahwa seorang teman sejati memang sangat sulit bisa ditemukan. Tapi kalau di dunia ini kita punya seorang teman yang sejati, maka walaupun tempat tinggalnya di ujung langit, rasanya ya tetap saja seperti tinggal bertetangga saja.
Kalau pepatah Indonesianya mungkin begini : Seseorang dikatakan teman sejati, kalau kita bisa merasakan seperti “biarpun jauh dimata, tetap dekat dihati”.
Tōu tiān huàn rì
偷天换日
Mencuri langit mengganti matahari.
Ungkapan ini dipakai untuk mengatakan “Sebuah usaha pengelabuhan secara gelap supaya bisa memperdayai orang lain/musuh.
Dibuat oleh : Shanmao @siutao.com (中国熟语 – 第一册)
Diedit oleh : Mirianto
Dipublikasi oleh : Tionghoa.INFO